Dikutip dari CNBC Indonesia, Ini adalah kisah K.H As'ad Humam,seorang guru ngaji asal Yogyakarta yang membantu jutaan orang Indonesia dan luar negeri fasih membaca Al-Qur'an lewat buku Iqro ciptaannya.
As'ad menempuh pendidikan rendah hingga tinggi disekolah Muhammadiyah. Namun, pada tahun 1963 diusia 18 tahun, nasibnya mengalami perubahan. Ia terjatuh dari pohon dan dokter memvonis As'ad cacat seumur hidup: berjalan pincang dan lehernya tak bisa bergerak, sehingga harus berjalan pakai tongkat.
Alhasil, dia pun tak bisa lagi bersekolah dan beralih menjadi guru ngaji. Selama jadi guru ngaji, dia dikenal sebagai sosok yang bisa mengajarkan murid baca Al-Quran secara cepat. Jika menggunakan metode konvensional atau Badghadiyah, butuh 2-3 tahun untuk bisa baca Al-Qur'an.
Namun, lewat metode yang diperkenalkan As'ad,seseorang bisa fasih membaca Al-Qur'an hanya dalam hitungan bulan.
Awalnya, murid diberi kata "ba-ta", "a-ba-ta","ja-ja", dan sebagainya hingga kalimat panjang. Lewat cara itu, pembelajaran membaca Al-Qur'an bisa lebih sederhana dan dimengerti oleh murid yang mayoritas anak-anak. Metode inilah kelak disebut sebagai Iqro yang baru diperkenalkan As'ad secara luas pada 1983.
Popularitas Iqro juga terjadi di luar negeri. Muslim Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam mulai menggunakan Iqro sebagai cara belajar Al-Qur'an.Jutaan buku Iqro pun sudah dicetak oleh penerbit.
Menariknya, hasil keuntungan penjualan buku tersebut tak masuk ke kantong As'ad pribadi,melainkan mengalir untuk kepentingan umat. Uang hasil penjualan buku diketahui dialihkan untuk membangun pusat pengajian dan sarana keagamaan lain.